“Ikatlah Ilmu dengan Menuliskannya” ( Pesan Sayyidina Ali bin Abi Thalib r.a.)

Rabu, 26 Oktober 2011

Rasulullah di Mata Sarjana Barat (1)

PENDAHULUAN

Di masa lampau banyak penulis yang mengidap gangguan jiwa (mental), menebar pandangan keliru dan menyesatkan mengenai kepribadian Rasulullah ke seluruh dunia, para penulis itu sengaja menghancurkan citra atau immage pribadi Rasulullah dimata orang awam diseluruh dunia. Para propaganda jahat ini  menggunakan banyak cara untuk memfitnah Islam dan umat Islam. Dan disebabkan oleh propaganda ini, didunia barat sekuler khususnya, terhadap sikap memusuhi dan prasangka yang bersifat terbuka tidak hanya terhadap kitab suci Al-Qur'an tetapi juga terhadap Rasulullah.

Dengan tulisan mereka itu, umumnya pembaca menjadi arogan, sekaligus kebingungan dan miskin mengenai ajaran-ajaran agama Islam dan juga fakta-fakta yang benar tentang kehidupan dan kepribadian Rasulullah, Muhammad Al-Mustafa, seorang yang sangat terkemuka. Disesalkan bahwa kepribadian agung dan mulia  seperti itu, seharusnya ditulis oleh tidak saja umat Islam tapi juga seluruh umat manusia sebagai respon atas tulisan-tulisan yang menyesatkan itu. tulisan-tulisan yang bertentangan dengan kebenaran itu sesungguhnya adalah sebuah stigma tentang martabat dan nilai moral manusia.

Namun fakta tentang kepribadian Nabi mengingkari semua pandangan keliru ini yang dilihat melalui kaca mata warna (bias) mereka. Prangsangka-prasangka perlu dijauhkan. Kehidupan Nabi harus dilihat tanpa sikap fanatik ataupun kebencian. Untuk menghilangkan kesan-kesan keliru tentang Nabi Muhammad, kita sebagai umat Nabi Muhammad mempunyai kewajiban memberikan perspektif yang benar kepada para pembaca diseluruh dunia mengenai kepribadian Muhammad, karena pada akhirnya, kebenaran pasti terungkap. Didalam Al-Qur'an, Allah SWT berfirman:

Artinya: "Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa." (Al-Qur'an, Surah: Al-Baqarah, Ayat 2)

Umat Islam tidak pernah ragu  menerima pernyataan ini tetapi rata-rata orang-orang barat yang berpandangan sekuler atau orang yang  memeluk agama lain dan yang terbiasa dengan sudut pandang materialistik dan saintifik, akan menghadapi kesulitan dalam menerima pernyataan ini kecuali terlebih dahulu melakukan penelitian.

Kepadanya kita katakan: bahwa 6236 ayat Al-Qur'an telah melewati  pengujian waktu. Setiap kata dalam Al-Qur'an telah dibuktikan benar oleh para ahli sains didunia saat ini. Mereka sekarang meyakini autentisitas Kitab Suci Al-Qur'an. Apa yang telah dikatakan Al-Qur'an 1.426 tahun lebih yang lalu telah terbukti akhir-akhir ini dalam sains dan riset modern. Semua pernyataan Al-Qur'an sesuai dengan fakta-fakta dan deduksi sains. Tidak ada perbedaan, kontradiksi dan ketidaksesuaian dalam setiap pernyataannya. semua pernyataan diverifikasi dan diverifikasi kembali serta berda dalam kesesuaian dengan pengetahuan ilmiah dan data modern. Tidak ada satupun pernyataan dalam Al-Qur'an yang bertentangan dengan pandangan ilmiah modern ; padahal hal yang sama tidak ada (terjadi) dalam kitab agama lain. Kenyataan-kenyataan ini barangkali tidak diketahui atau dikenal oleh  orang-orang awam, orang-orang penting dunia, kalau fakta-fakta itu mulai menghancurkan superstruktur-superstruktur agama mereka sendiri. Allah SWT Berfirman:

Artinya: "Dan Tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam" (Al-Qur'an, Surah: Al Anbiyaa', Ayat 107)

Karena itu beliau adalah seorang guru dan teladan bagi seluruh umat manusia. Lebih lanjut Allah SWT berfirman :

Artinya: "Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik" (Al-Qur'an, Surah: Al Ahzab, Ayat 21)

Bahkan Allah SWT juga berfirman:

Artinya : "Dan penutup para Nabi." (Al-Qur'an, Surah: Al Ahzab, Ayat 40)

Ketika Allah menyatakan semua ini dalam Al-Qur'an, maka tidak seorangpun kecuali Rasulullah, yang dapat mengikuti ajaran-ajaran Al-Qur'an dalam semangatnya yang sejati. Dialah yang telah merubah kata-kata Al-Qur'an kedalam praktik aktual . Karena kepribadiannya betul-betul mencerminkan ajaran-ajaran Al-Qur'an.

Jika kita mempelajari kepribadian Nabi, sebenarnya kita mempelajari Al-Qur'an itu sendiri. Bagaimana kepribadian beliau? bagaimana karakter dan mental beliau? apa kebiasaan dan ciri-ciri kemanusiaan beliau? bagaimana tingkah laku beliau? orang macam apakah beliau? Jika kita mengenal semua ini, maka kita akan betul-betul memiliki tidak saja pandangan yang benar dan jujur tentang beliau, tetapi juga mampu memahami ajaran-ajaran Al-Qur'an dalam perspektif yang benar.

Karena itu, kita sebagai umat Islam tidak saja memproyeksikan dan menjelaskan garis besar tentang kepribadian sejati Rasulullah tapi juga untuk menepis dan menghancurkan kebohongan dan kesalahpahaman-kesalahpahaman yang telah dipropagandakan oleh penulis-penulis miring itu. Seseorang harus menyatakan yang sebenarnya. Tulisan ini tidak dimaksudkan sebagai sebuah bografi, melainkan merupakan refleksi atas kepribadian Nabi.

Kini adalah masa renissance Islam secara global. Ada sebuah kemunculan dan kebangkitan islam secara umum. Banyak orang didunia mulai tertarik mengenal Islam. Karena itu, proyeksi yang benar, jujur dan bermakna mengenai kehidupan Nabi yang benar (sejati) yang beliau sendiri merupakan sumber ajaran-ajaran Islam sesungguhnya akan bertahan terus dalam memahami dirinya yang sebenarnya. Ini juga akan membantu memahami semangat Al-Qur'an dan cita-cita Islam yang gaungnya telah bergema didalam koridor sejarah. Dari abad ke-7 hingga abad ke-17 M., mentari Islam telah bersinar terang. Sekali lagi sejarah telah berputar, umat Islam telah memperoleh sumber-sumber, dana, kekuatan (manusia) dan terutama, ideologi, yang sempurna, tanpa cacat dan oleh Allah diperuntukkan kepada seluruh umat manusia. Yang kurang hanya kesetiaan terhadap ideologi itu. Jika mengikuti sekali lagi, maka akan sulit untuk membentuk kembali nasib dunia. Yaitu "Era Dunia Baru" yang nyata.

Orang-orang yang tidak mengenal Muhammad, sesungguhnya mereka tidak mengenal sejarah. Sulit dimengerti bagaimana orang-orang bisa bersikap arogan terhadap revolusi terbesar dan paling efektif dalam bidang agama, sosial, politik dan ekonomi yang pernah ada diatas bumi yang dilakukan oleh seorang superman, Muhammad, Rasulullah. Kepribadian Rasul yang begitu agung dan multi-dimensi, setidaknya hanya sebagian dari kepribadian mulia beliau yang dapat ditulis dengan pena dan menjadi subjek yang senantiasa bersifat in-conclusive (penutup). Ia melampaui kekuatan pena untuk menggambarkan kepribadiannya secara keseluruhan. Ibarat orang yang menggambar sebuah bintang.

Untuk melukiskan seluruh spektrum dari kepribadian Nabi, akan dibagi menjadi kedalam dua bagian : pertama, aspek manusiawinya dan yang kedua adalah aspek spiritualnya.

Kelahiran

Muhammad lahir kedunia ini dalam suasana penuh bara api dari sejarah modern. Allah berfirman :

Artinya : "Tetapi Dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi." (Al-Qur'an, Surah: Al Ahzab, Ayat 40)

Beliau lahir pada hari senin, 20 April 570 M. 1.426 tahun lebih yang lalu dari suku Bani Hasyim yang sangat terpandang di Makkah--pusat penyembahan (ibadah) tertua dan terbesar di muka bumi. Makkah merupakan pusat dunia yang bersejarah.

Ayahnya Abdullah wafat sebelum Nabi Lahir, sedangkan ibunya aminah meninggal ketika beliau baru berusia enam tahun. Ia menjadi yatim piatu. Pada masa kecilnya Nabi disusui oleh Halimah. Ia segera menjadi orang yang sangat berpengaruh bagi seluruh umat manusia. Tidak ada sesuatu yang misteri mengenai Nabi. Ribuan hadist yang berkenaan dengan perkataan dan perilaku (sunnah) telah ditulis oleh ratusan orang yang berjumpa, berbicara dan bergaul dengan Nabi.

Sebagai Anak Yatim

Sejak awal Nabi telah menjalani kehidupan yang sulit. Sebagai seorang anak laki-laki, beliau biasa mencari nafkah dengan menjadi pengembala domba dipinggiran kota makkah. Seringkali, beliau bekerja sambilan sebagai buruh biasa. Sebagai seorang pekerja biasa, beliau bergabung dengan kafilah pedagang lain pergi ke negeri-negeri jauh.

Kapan dan dimanapun Nabi bekerja, beliau senantiasa jujur, bekerja keras, dan terpercaya serta ikhlas. Beliau selalu memperoleh penghasilan secara jujur dan terbukti bahwa terdapat martabat dan kepuasan dalam kerja manual. Pada masa remajanya, identitas muhammad sebagai seorang buruh menyatu dengan buruh-buruh dan budak-budak hariannya.

Sebagai seorang anak yatim piatu, beliau menghadapi perubahan hidup, tetapi beliau memiliki karakter (watak), keberanian moral dan berkepribadian yang mulia di antara anak-anak lain yang sebayanya. Beliau memiliki perilaku yang sedikit berbeda, yang menonjol diantara kelompok anak-anak seusianya. Beliau hidup sederhana dan memiliki sifat rendah hati. Sekalipun beliau lahir dari keluarga terhormat (bangsawan) namun perlakuannya masih jauh lebih mulia daripada nasabnya.

Sebagai Remaja

Setelah tumbuh menjadi seorang remaja, Muhammad memilih profesi berdagang, melakukan jual beli pakaian dan kebutuhan-kebutuhan rumah tangga. Untuk ini, beliau biasa melakukan perjalanan dengan unta ke negeri-negeri jauh. Beliau dikenal oleh orang-orang makkah sebagai seorang yang jujur, benar dan terpercaya serta ikhlas yang senantiasa menjaga perkataannya dan tak pernah berkata bohong. Oleh karena sifat-sifatnya yang mulia ini, beliau sangat dihormati. Para pengikut menyebut beliau Al-Amin (terpercaya). Allah menghormati beliau dengan menyatakan:

Artinya : "Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung."(Al-Qur'an, Surah: Al Qalam, Ayat 4)

Ketika usianya bertambah dewasa, Nabi mulai memperhatikan kekejian-kekejian, keyakinan-keyakinan yang keliru dan tahayul-tahayul yang ada disekitarnya. Beliau melihat bahwa orang-orang Arab telah jatuh kedalam kesombongan, kefanatikan, dan keyakinan-keyakinan yang sesat. Telah terjadi degradasi jiwa manusia. Orang-orang telah mulai menyembah berhala, bebatuan dan bintang-bintang. Mereka memilih jalan yang salah. Mereka tidak memiliki prinsip-prinsip moral dan nilai-nilai kemanusiaan. Diantara sanak keluarga dan suku-suku tetangga terjadi perselisihan, percekcokan dan pertengkaran. Pertengkaran-pertengkaran tersebut berlangsung sepanjang masa dari satu generasi ke generasi berikutnya. Yang kuat dan kaya menindas yang lemah dan miskin. Yang kuat adalah yang benar, Anak-anak yatim dan para janda tidak mampu membela diri.

Kaum wanita dipandang rendah dan tak patut dihormati. tidak ada batasan jumlah perkawinan (istri). Ibu, saudara perempuan, dan istri serta anak perempuan dipandang rendah (hina). Pembunuhan terhadap bayi perempuan sudah biasa. Mabuk-mabukan, berjudi dan sifat buruk sejenisnya menjadi pemandangan setiap hari. Kebohongan agama, kecongkakan dan kesombongan menyebar secara umum dan moral manusia serta pertumbuhan spiritual menjadi macet karena tidak adanya bimbingan (tuntunan). Perbudakan berlangsung dalam bentuknya yang terburuk. Penghormatan dan penghargaan manusia disasarkan atas kekayaan dan kekuatan (kekuasaan). Manusia meneguk kesombongan dan kebangkrutan moral. Kehancuran moral telah terjadi demikian luar biasa.  Manusia benar-benar menyimpang dari perintah (aturan-aturan) Allah. Muhammad menyaksikan semua drama kekejian di sekelilingnya ini dengan perasaan jijik dan muak.

Menerima Kenabian

Ketika Nabi melihat keyakinan manusia terhadap Tuhan Yang Maha Esa melemah dan bahkan hilang, dan bahwa keadilan dan kecintaan dan kedamaian di antara manusia juga luntur, jiwa beliau mulai bergerak. Oleh karena jiwanya yang sensitif terjadi gejolak (pemberontakan) didalam diri beliau. Sebuah badai telah menghantam dirinya jauh lebih dahsyat ketimbang badai musiman yang terjadi didunia. Beliau merasa tidak senang dengan keyakinan-keyakinan keliru, arogansi, intoleransi dan tahayul itu. Manusia telah tenggelam dalam penyembahan berhala sementara dalam diri Nabi bergelora penolakan atas kebodohan-kebodohan mereka. Gemuruh jiwanya menuntun beliau untuk berfikir dan bertafakur. Beliau mulai menyendiri untuk berkontemplasi dan meditasi, ini dilakukan untuk mencari ketenangan, kedamaian dan kebenaran. Karena itu beliau sering pergi ke Gua Hira’ digunung terdekat dimana beliau biasa melakukan meditasi, siang atau malam hari. Disana beliau beribadah kepada Allah dengan khusuk. Ini berlangsung selama lebih dua tahun ; kemudian diusia 40 tahun Allah melimpahkan kenabiannya melalui Malaikat Jibril. Jibril menyuruh nabi "membaca!" meskipun beliau tidak dapat membaca dan menulis. Kemudian segera turun wahyu "Tidak ada Tuhan Selain Allah dan Muhammad Utusan Allah" yang telah merubah dunia dengan cepat. Dengan demikian Beliau menjadi utusan Allah yang terakhir di muka bumi.

Artinya : "Tetapi Dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi." (Al-Qur'an, Surah: Al Ahzab, Ayat 40)

Dengan demikian semakin menegaskan beliau sebagai utusan Allah yang terakhir dan Allah mewahyukan Al Qur'an kepadanya untuk disampaikan kepada umat manusia. Kebenaran (Autensitas) Al Qur'an tak perlu diragukan. Berbeda dengan wahyu –wahyu yang diturunkan sebelumnya. Al Qur'an telah ditulis oleh para ahli tulis, dan dihafal setelah semua ayat Al Qur'an dibacakan oleh Nabi, dan semua ayat-ayat itu tetap terpelihara hingga sekarang. Kitab Suci Al-Qur’an tetap sama, tanpa ada perubahan atau alterasi. Namun ini tidak terjadi pada kitab-kitab Allah yang lainnya.

Sebagai Manusia Biasa

Sebagaimana para utusan Allah sebelumnya, Nabi juga seorang manusia biasa, disamping beliau adalah Rasul Allah yang terakhir. Allah berfirman:

Artinya:"Katakanlah: "Sesungguhnya aku ini hanyalah manusia biasa seperti kamu". (Al-Qur'an, Surah: Al Kahfi, Ayat 110)

Sebagaimana manusia biasa (normal), Nabi juga tidur, makan, berinteraksi dalam kehidupan sosial dan berkeluarga. Allah berfirman:

Artinya:"Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang Rasul". (Al-Qur'an, Surah: Ali Imran, Ayat 144)

Artinya: "Katakanlah: aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan tidak (pula) aku mengetahui yang ghaib dan tidak (pula) aku mengatakan kepadamu bahwa aku seorang malaikat. aku tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku." (Al-Qur'an, Surah: Al-An'am, Ayat 50)

Al-Qur'an diwahyukan oleh Allah kepada kepada Nabi Muhammad melalui malaikat Jibril dan disalin serta dihafal oleh orang-orang yang beriman. Dalam kehidupan, Nabi mengikuti perintah-perintah Allah yang terkandung dalam Kitab Suci Al-Qur'an baik sikap, cara hidup ibadahnya dan lain-lain sehingga ditiru dan diikuti oleh orang lain. Tujuan dibalik semua ini adalah untuk menuntun orang-orang yang beriman agar menjadi seorang muslim yang sejati. Sebagai seorang manusia, beliau percaya pada dirinya, pengikutnya dan diatas segalanya, Tuhannya dan Kitab Suci Al-Qur'an. Allah berfirman:

Al Qur'an diwahyukan oleh Allah kepada kepada Nabi Muhammad melalui malaikat Jibril dan disalin serta dihafal oleh orang-orang yang beriman. Dalam kehidupan, Nabi mengikuti perintah-perintah Allah yang terkandung dalam Kitab Suci Al Qur'an baik sikap, cara hidup ibadahnya dan lain-lain sehingga ditiru dan diikuti oleh orang lain. Tujuan dibalik semua ini adalah untuk menuntun orang-orang yang beriman agar menjadi seorang muslim yang sejati. Sebagai seorang manusia, beliau percaya pada dirinya, pengikutnya dan diatas segalanya, Tuhannya dan Kitab Suci Al Qur'an. Allah berfirman:

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman taatlah kepada Allah dan taatlah kepada rasul." (Al-Qur'an, Surah: Muhammad, Ayat 33)

Kedatangannya telah Diramalkan dalam Taurat, Injil, Vedas, Pumas, Budha dan Kitab-Kitab Parsi.

Kedatangan Nabi sudah diramalkan dalam kitab Taurat. Pun dalam Kitab Injil dan Vedas. Dalam Kitab Deuteronomi yang kelima, Perjanjian Lama (18:15) para nabi mengatakan: "Tuhanmu akan mengangkatmu sebagai seorang Nabi seperti saya, dari kalangan saudara-saudaramu sendiri.Kamu harus mendengarkannya". Sama halnya Bible (14:16) mengatakan: Dan dia akan memberikan penasehat yang lain kepadamu selamanya." Dalam (14:26), ia juga menyatakan: "Dia akan mengajarimu segala sesuatu dan mengingatkan sesuatu yang telah aku katakan kepadamu.

Dalam (15:26), Bible menyatakan :"Dia akan memberikan kesaksian tentang aku." Dalam (16:8) berbunyi: Ketika dia datang, dia akan menghukum kesalahan dunia yang berhubungan dengan dosa, kebajikan dan keputusan (judgement)”.  Lebih lanjut dalam (16:13) berbunyi: "Tetapi ketika dia, semangat kebenaran datang, dia akan menuntunmu kejalan yang benar. Dia akan berbicara; kecuali hanya apa yang dia dengardan akan mengatakan kepadamu apa yang  akan datang." Dalam (16:14), ia menyatakan lebih lanjut: "Dia akan membawakan kesucian padaku yang diambil dari apa yang kumiliki dan mengabarkan kepadamu."

Dalam Kitab Vedas juga disebutkan nama Nabi kedatangan pribadi agung (mulia) yang bernama Veda-Mehat (sumber bagi orang-orang yang baik) dan nama lainya, Ahmedir (suatu chaya yang memancar seperti matahari); kata-kata Sangsakerta (Sanskrit) sangat dekat lafalnya dengan Ahmad, yang sama dengan Muhammad.

Dalam Kitab Bawishsya Puma ada sebuah sebutan bagi seorang guru agung Mohamat, yang berada di padang pasir.

Bahkan Goutama Budha mengatakan, ketika memberikan pengarahannya kepada muridnya, Ananda: "Saya bukan Budha yang pertama, juga bukan yang terakhir."

Dalam Kitab Parsi, Dasatir nomer 14, ada sebuah ramalan yang cukup jelas tentang kedatangan Muhammad dari padang pasir Arab yang keyakinannya diikuti oleh orang-orang Persia yang kemudian merubah kuil-kuil dan berhala-berhala. Dengan demikian kitab-kitab suci kuno ini menegaskan kedatangan Nabi.

Artinya: "Dan sesungguhnya Al-Qur'an itu benar-benar(tersebut) dalam kitab-kitab orang dahulu." (Al-Qur'an, Surah: Asy Syu'araa, Ayat 196)

    Judul Asli : "The Personality of Allah's Last Messenger".
    Penulis : "Abdul Wahid Khan"