“Ikatlah Ilmu dengan Menuliskannya” ( Pesan Sayyidina Ali bin Abi Thalib r.a.)

Selasa, 22 November 2011

Rasulullah di Mata Sarjana Barat (8)

Khutbah Haji Wada'

Pada tahun kesepuluh setelah hijrah ke Madinah, Muhammad menunaikan haji di Makkah untuk yang terakhir dan menyampaikan pidato terakhir kepada sekelompok umat Islam. Sebenarnya pidato itu merupakan deklarasi atau piagam universal hak-hak asasi manusia yang pertama, yang mengungguli semua deklarasi hak-hak asasi manusia yang pernah di coba dibuat oleh negara-negara didunia. Pidato terakhir itu merupakan pesan abadi bagi seluruh umat manusia. Berdiri diatas gunung arafah Nabi bersabda :

“Wahai manusia! Dengarlah perkataanku. Segala puji bagi Allah SWT. Bersyukurlah kepada Allah dan mintalah ampunan-Nya serta kembalilah kepada-Nya. Kita memohon perlindungan Allah atas keburukan dan kejahatan perbuatan kita. Tak ada yang dapat menyesatkan orang yang telah memperoleh petunjuk Allah dan tidak ada yang dapat menuntun kepada jalan yang benar siapa saja yang disesatkan oleh Allah. Saya bersaksi bahwa tidak ada yang patut disembah kecuali Allah, Yang Maha Esa, yang tak membutuhkan wakil. Dialah Dzat Yang Maha Kuasa dan kepada-Nyalah segala puji ditujukan. Allah yang memberikan kehidupan dan menyebabkan kematian serta Dialah yang dapat melakukan segala sesuatu. Tidak ada yang patut di sembah kecuali Allah, yang Maha Esa. Allah memenuhi janji-janji-Nya dan memberikan kemenangan kepada orang-orang yang beriman dan Allah satu-satunya yang dapat menghancurkan musuh-musuh Islam.”

“Wahai manusia! Dengarkanlah kata-kataku karena aku tidak tahu apakah kita akan berjumpa kembali dan melaksanakan ibadah haji setelah tahun ini.” Wahai manusia! Allah berfirman:
artinya: "Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal." (Al-Qur'an: Surah Al Hujuraat, Ayat:13)

“Tidak ada superioritas bagi orang Arab atas orang non-Arab, bagi kulit putih atas kulit hitam, bagi kulit hitam atas kulit putih kecuali dalam perbuatan baik dan benar. Semua manusia adalah keturunan Adam. Dan Adam dibuat dari tanah liat. Lihatlah setiap klaim, apakah berdasarkan darah (keturunan) ataupun harta kekayaan, akan berada dibawah tumitku kecuali klaim atas penjagaan ka’bah dan memberikan air minum kepada orang yang melakukan ibadah haji. Wahai orang-orang Quraisy! Karena itu janganlah kalian muncul dihadapan Allah pada hari kiamat nanti dengan beban kejahatan dunia ini yang mengikat lehermu, padahal orang lain pada hari itu tampak gembira, mengharapkan balasan surga. Pada saat itu, tak ada orang yang dapat menolongmu.”

“Lihatlah, kini semua praktik kesombongan berada di bawah kakiku. Dendam buta atas kesombongan itu kini terbalaskan. Klaim pertama atas darah (keturunan) yang saya hapuskan adalah klaim sepupu saya Amir Ibnu Rabiah Ibnu Harist Ibnu Abdul Muttallib yang dibunuh oleh suku Hazel. Semua klaim keuntungan dan riba yang diambil dari masa-masa sombong ini telah tiada. Dan sejumlah keuntungan pertama yang saya maafkan adalah keuntungan yang mana telah diterima oleh Abbas Ibnu Abdul Muttallib . Kini semua telah terbalaskan.”
“Wahai manusia! Sesungguhnya darahmu, kekayaan dan kehormatan mu adalah suci dan tidak dapat diganggu gugat. Kesucian dan ketaktergugatan ini bersifat abadi, dari saat ini, bulan ini dan dari kotamu ini. Sesungguhnya kamu akan segera menemui Tuhanmu dan kamu akan mempertanggungjawabkan semua perbuatanmu.”

“Wahai manusia! Kalian mempunyai hak tertentu kepada istrimu dan istrimu juga memiliki hak tertentu atas kamu. Adalah hakmu atas mereka untuk menghormati hak-hak suami-istri dan bukan berbuat untuk ketidakpantasan. Jika mereka lakukan, kamu diberi hak oleh Allah untuk berpisah ranjang dengan mereka dan menghukumnya tetapi tidak dengan kekerasan, dan jika meraka menahan diri, maka berilah mereka pakaian dan makanan (nafkah) yang layak.”

“Lihatlah, tidak diizinkan kepada kaum wanita untuk memberikan sesuatupun dari kekayaan suaminya kepada orang lain kecuali atas izinnya.”

“Perlakukanlah kaum wanita secara baik-baik. Karena mereka adalah penolongmu dan bukan untuk mengatur urusan-urusan mereka sendiri. Takutlah kepada Allah yang peduli atas kaum wanita, karena sesungguhnya kamu mengambil mereka atas perlindungan Allah dan menjadikan mereka sah bagi kamu dengan ayat-ayat Allah.”

“Wahai manusia! Allah telah memerintahkan kepada setiap orang untuk membagi-bagikan harta warisannya. Karena itu tak perlu membuat surat wasiat khusus kepada ahli waris.”

“Perhatikanlah jangan sampai kalian tersesat sepeninggalku dan jangan saling membunuh satu sama lain. Semua hutang harus dilunasi, semua harta yang dipinjam harus dikembalikan, sedekah seharusnya diberikan dan yakinlah bahwa barang yang hilang akan mendapat ganti yang baik. Jika seseorang menemukannya maka kembalikan kepada yang berhak (pemiliknya).”

“Hati-hatilah, karena sebuah kejahatan, tak seorang pun akan menanggungnya kecuali orang yang melakukan itu sendiri. Juga tidak seorang anakpun yang dapat menanggung kejahatan yang dilakukan orang tuanya, begitu pula sebaliknya.”

“Tidak ada sesuatupun milik saudaranya yang sah bagi seorang muslim kecuali apa yang ia sendiri berikan dengan kehendaknya. Jadi jangan menuntut atau memperoleh sesuatu secara keliru.”

“Wahai manusia! Setiap muslim adalah saudara bagi muslim yang lain, dan semua umat Islam membentuk satu persaudaraan. Dan kepada budak-budakmu; berikanlah mereka makanan sebagaimana yang kalian makan dan pakaian sebagaimana yang kalian pakai.”

“Wahai manusia! Dengar dan ta’atilah, bahkan jika seorang budak Abbasiah ditunjuk sebagai pemimpin kalian asalkan ia melaksanakan perintah-perintah (peraturan-peraturan) Kitab Allah.”

“Wahai manusia! Tidak ada Rasul diangkat setelah aku dan tidak ada umat baru yang akan terbentuk setelah aku.”

“Sesungguhnya aku telah meninggalkan kepada kalian Kitab Allah, yang jika kalian berpegang teguh kepadanya maka kalian tidak akan tersesat. Dan jangan melampaui batas-batas yang telah ditentukan dalam agama, karena itu berarti melampaui batas-batas yang benar dari agama, dan hal itu telah membawa kehancuran bagi orang-orang sebelum kamu.”

“Sesungguhnya setan itu kecewa karena tidak menjadi sesembahan kalian, laksanakan shalat lima waktu, berpuasalah dibulan suci Ramadhan, bayarlah zakat, tunaikan haji, taatilah aturan-aturan (hukum), maka kalian akan mendapat pahala syurga.”

“Hendaklah mereka yang hadir saat ini menyampaikan pesan kepada mereka yang tidak hadir karena bisa jadi mereka lebih paham dari kalian yang hadir.”

“Pada akhir pidatonya, Nabi bertanya kepada orang-orang yang berkumpul itu tentang hari kiamat: “Ketika kalian ditanya tentang aku apakah aku telah menyampaikan pesan-pesan Allah atau tidak, apa yang akan kamu katakana?” semuanya menjawab sama: “Sekarang kami bersaksi dan akan bersaksi pada hari kiamat bahwa anda telah menyampaikan pesan-pesan Allah. Anda telah menyampaikan perintah-perintah Allah kepada kami dan telah memberikan bimbingan dan perintah kepada kami.” Lalu Nabi mengangkat jarinya kelangit dan berucap tiga kali: Ya Tuhan ku! Engkau menjadi saksi atas ini, Kau menjadi saksi atas ini, Engkau menjadi saksi atas ini.”

Sebagai Manusia Sempurna

Tidak diragukan lagi bahwa Rasulullah adalah manusia sempurna yang diutuskan oleh Allah ke muka bumi. Beliau tidak saja melaksanakan ibadah (shalat) dan kewajiban-kewajiban kepada Allah, tetapi juga melaksanakan kewajiban-kewajiban terhadap para pengikut tanpa pandang bulu. Dialah manusia ideal dalam semua hal. Beliau memiliki karakter yang paling baik dan mulia. Sebagai seorang anak, seorang remaja, seorang pengembala, buruh, pemuda, suami, ayah,pedagang, sebagai seorang pengkhotbah, guru, pembaharu negara, tentara, jenderal, penakluk, pemenang, administrator, pemimpin kaum beriman, pelindung kaum lemah, penolong wanita-wanita janda dan kaum miskin, penuntun bagi orang-orang kaya dan penjaga bagi anak yatim dan pembebas para budak. Rasulullah tidak ada bandingannya dalam perjalanan sejarah seluruh umat manusia. Nabi berdiri tegak dan teguh, dalam kemuliaan karakternya dan ketakwaannya, semua umat manusia. Beliau adalah teladan yang paling baik bagi manusia. Dialah yang paling indah diantara semua makhluk Allah. Muhammad adalah yang paling berpengaruh diantara semua utusan Allah. Sebagai Rasul terakhir, beliau sungguh luar biasa (par excellence) yang telah menyelamatkan manusia dari kegelapan dan kesombongan. Dialah satu-satunya orang yang dapat menyelamatkan jiwa manusia dari perbudakan spiritual dan menuntunnya kejalan yang benar. Beliaulah satu-satunya yang mengajarkan Kebenaran Mutlak, satu-satunya figur yang membentuk pikiran dan perilaku manusia dan mengajarkan cara beribadah yang benar dan tidak ada sebelumnya. Dan hal ini beliau lakukan, meskipun faktanya bahwa ia tidak dapat membaca dan tidak ada seorang yang pernah mengajarinya. Dalam perilaku sehari-harinya, terkandung makna dan maksud, dan dalam setiap perkataannya terkandung kebijaksanaan (hikmah) dan pengetahuan. Sebenarnya Nabi telah memberikan bimbingan yang sempurna dalam seluruh bidang aktivitas manusia, apakah berkaitan dengan ibadah kepada Allah atau emansipasi dan penegakan hak-hak kaum perempuan atau piagam kemanusiaan universal. Beliau melewati semua fase kehidupan dan setiap perubahan tetapi selalu dapat mengatasi semua rintangan dan meraih keberhasilan yang luar biasa. apapun yang beliau nyatakan (siarkan), beliau praktikkan juga. Mengikuti prinsip ini menjadikan alasan utama bagi kebangkitan umat Islam di awal abad-abad Islam. Misi beliau memiliki tujuan yang sangat besar. Sebenarnya, semakin seseorang mengetahui kehidupan dan karakter Rasulullah maka semakin besar penghormatannya kepada beliau. Bandingkanlah kondisi-kondisi yang ada pada masa-masa kehadirannya dengan kondisi-kondisi pada masa-masa kematiannya. Beliau melakukan perubahan besar pada kehidupan manusia. Beliau melakukan revolusi yang tiada henti. Muhammad telah merubah jalan sejarah. Dalam hal ini, al-Quran merupakan pembimbingnya. Allah berfirman:

artinya: "Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak ia ketahui." (Al-Qur'an: Surah Al 'Alaq, Ayat:5)

    Judul Asli : "The Personality of Allah's Last Messenger".
    Penulis : "Abdul Wahid Khan"