“Ikatlah Ilmu dengan Menuliskannya” ( Pesan Sayyidina Ali bin Abi Thalib r.a.)

Sabtu, 28 April 2012

Rasulullah di Mata Sarjana Barat (9)

Kehidupan Spiritual Rasulullah

Nama kedua Nabi adalah Ahmad, yang berarti orang yang bersyukur kepada Allah lebih banyak daripada yang lain. (Al-Qur'an 47:2)

lebih jauh atas perintah Allah, beliau melakukan perjalanan di malam hari dari Masjid Haram di Makkah menuju ke Masjid Aqsha di Jerusalem, yang dikenal dengan 'Isra' dan diangkatnya (tubuh dan jiwanya) ke surga ketujuh (Mi'raj).

Malik Ibnu Sha'sha'ah meriwayatkan: Rasulullah Bersabda: "Ketika aku dalam keadaan antara jaga dan tidur (setengah sadar) di rumah, (seorang malaikat mendatangiku) seperti seorang laki-laki yang berbaring diantara dua orang. Sebuah penampan yang terbuat dari emas penuh dengan hikmah (wisdom) dan Keyakinan (belief) diberikan kepadaku, dan tubuhku dibelah dari kerongkongan hingga perut bagian bawah dan kemudian perutku dicuci dengan air zamzam dan (hatiku) diisi dengan hikmah (wisdom) dan keyakinan (belief). Buraq, seekor binatang putih, lebih kecil dari seekor bighal dan lebih besar dari keledai diberikan kepadaku dan aku menunggangnya bersama Jibril. Ketika aku sampai ke surga terdekat, Jibril berkata kepada penjaga pintu surga itu. bukakan pintunya. "Penjaga pintu itu bertanya, "Siapakah disitu?" Jibril menjawab, "Jibril." Penjaga pintu menjawab, "siapa yang bersamamu?" Jibril menjawab, Muhammad SAW." Penjaga pintu itu berkata." Apakah ia dipanggil?" Jibril menjawab, "Ya." Kemudian penjaga pintu itu berkata, "Selamat datang. Suatu kunjungan yang indah." Kemudian aku berjumpa dengan Adam dan aku mengucapkan salam kepadanya lalu ia menjawab," Selamat datang, anak muda dan Nabi." Kemudian kami naik ke surga. Lalu ditanya, "Siapakah disitu?" Jibril menjawab, "Jibril." Penjaga pintu menjawab, "siapa yang bersamamu?" Jibril menjawab, Muhammad SAW." Penjaga pintu itu berkata." Apakah ia dipanggil?" Jibril menjawab, "Ya." Kemudian penjaga pintu itu berkata, "Selamat datang. Suatu kunjungan yang indah." Kemudian aku bertemu dengan Isa (As) dan Yahya (As) yang berkata, "Selamat datang, saudara dan Nabi." Kemudian kami naik ke surga ketiga. Lalu ditanya,"Siapakah disitu?" Jibril menjawab, "Jibril." Penjaga pintu menjawab, "siapa yang bersamamu?" Jibril menjawab, Muhammad SAW." Penjaga pintu itu berkata." Apakah ia dipanggil?" Jibril menjawab, "Ya." Kemudian penjaga pintu itu berkata, "Selamat datang. Suatu kunjungan yang indah." Lalu aku berjumpa dengan Yusuf dan aku menyampaikan salam kepadanya dan ia menjawab,"Selamat datang, saudara dan Nabi." Kemudian aku naik ke surga keempat dan lagi-lagi memperoleh pertanyaan yang sama dan dijawab dengan jawaban-jawaban seperti sebelumya. Disana aku berjumpa dengan Idris dan mengucapkan salam kepadanya. Ia menjawab, "Selamat datang, saudara dan Nabi." Kemudian kami naik ke surga kelima dan sekali lagi memperoleh pertanyaan yang sama dan dijawab dengan jawaban seperti yang sebelumnya. Disana aku bertenu dengan Harun yang berkata," Selamat datang, saudara dan Nabi."Kemudian kami naik ke surga keenam dan sekali lagi memperoleh pertanyaan yang sama dan dijawab dengan jawaban seperti sebelumya. Disana aku berjumpa dengan Musa dan menyampaikan salam kepadanya. Ia berkata, "Selamat datang, saudara dan Nabi." Ketika aku meneruskan perjalanan, ada seorang yang menangis dan ditanya mengapa ia menangis. Ia menjawab, "Oh Tuan! Para pengikut anak muda ini yang datang setelah saya akan masuk surga dalam jumlah yang besar daripada para pengikutku." Kemudian aku naik kesurga ketujuh dan sekali lagi memperoleh pertanyaan yang sama dan dijawab dengan jawaban seperti sebelumnya. Disana aku berjumpa dan menyampaikan salam kepada Ibrahim as. Yang berkata,"Selamat datang, saudara dan Nabi." Kemudian ditunjukkan kepada aku al-bait al-Ma'mur (yakni Rumah Allah). Aku bertanya kepada Jibril tentang rumah itu dan Jibril menjawab, "ini al-bait al-Ma'mur, dimana 70.000 malaikat melakukan ibadah setiap hari, dan ketika mereka pergi, mereka tidak pernah kembali (tetapi selalu saja sekelompok yang lain mendatangi tempat itu setiap hari)." Kemudian ditunjukkan kepadaku Sidrat al-Muntaha (yakni pohon yang membatasi surga ketujuh) dan aku melihat buah-buahnya yang mirip dengan kendi yang terbuat dari tanah liat di hajar (sebuah kota di Arab) dan daun-daunnya seperti telinga gajah, dan empat sungai yang mengalir dari akar-akarnya, dua diantaranya tampak jelas dan dua diantaranya lagi tak terlihat. Aku bertanya kepada Jibril tentang sungai-sungai itu dan Jibril menjawab, "dua sungai yang tak terlihat itu ada didalam surga dan dua sungai yang kelihatan itu adalah sungai Nil dan Eufrat." (Sahih Bukhari)

Nabi mengelilingi tujuh surga dan ditunjukkan kepada beliau batas-batas dari surga ketujuh. Peristiwa yang menakjubkan ini penuh dengan misteri ketuhanan (Ilahi). Lihat Al Quran, (Surah Bani Isra'il 17:1). Tidak ada Rasul Allah yang pernah mengalami pengalaman seperti ini atau diberikan penghormatan semacam ini. Musa as, memohon kepada Allah agar memperlihatkan Diri-Nya, tetapi Allah berkata kepada Musa:

artinya: "Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku, tapi lihatlah ke bukit itu, Maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku." (Al-Qur'an: Surah Al A'raaf, Ayat:143)

Dan Musa as, jatuh pingsan dan bukit itu hancur seperti debu.34 Lebih lanjut, Nabi mempunyai kesempatan untuk melihat Jibril pada dua kesempatan yang terpisah. Para rasul yang lain jarang mendapatkan pengalaman-pengalaman Ilahiah.35 Penglihatannya terhadap bulan yang terbelah menjadi dua adalah pengalaman Ilahiah lainnya.36 Lihat Al Qur'an, (Surah Al-Qamar ayat 1). Lebih lanjut, para malaikat biasanya membantu orang-orang beriman secara tidak tampak (ghaib) ketika mereka berperang melawan kaum kafir. Lihat Al Qur'an, (Surah Al-Anfaal 8:9) Lemparan segenggam debu kepada musuh-musuh pada perang Badar.37 dan lemparan segenggam debu kepada para pengepung umat Islam di Makkah dan lari tunggang langgang tanpa luka juga merupakan bukti mukjizatnya.38

Dua dari ramalan yang diberikan kepada beliau juga patut disebutkan. Ramalan pertama berkenaan dengan kemenangan orang-orang romawi (Kristen) terhadap orang-orang Persia (yang paganis) bahkan setelah kekalahan yang sebelumnya dari orang-orang Persia, lihat Al Qur'an (Surah Ar-Ruum Ayat 1:6). Ramalan kedua tentang penaklukan Makkah dan masuknya Nabi sebagai penakluk. Lihat (Surah Al-Qashas Ayat 85) dan Surah Al-Fath ayat 27). Hal ini juga penting bahwa didalam Al Qur'an, tidak pernah Nabi disebut secara personal, tidak seperti dua puluh lima rasul lainnya.39 Allah selalu menyebutnya dengan atribut dan ciri-cirinya, seperti Al-Muzzammil dan Al-Muddaththir. Dalam Al Qur'an Allah menyebutnya 'Nur' (cahaya), Lihat Surah Al-Maidah Ayat 15. Allah juga menyebutnya 'Siraj Muniir' (Lampu yang menerangi), Lihat (Surah Al-Ahzab Ayat 46).

Semua ini tidak hanya menjadi bukti atas keagungannya dan kedekatannya dengan Allah tetapi juga menunjukkan penghormatan dan kecintaannya kepada Allah atas apa yang telah dilimpahkan kepadanya. Sesungguhnya ia menciptakan kerajaan spiritual dan ia mengatur Dunia Muslim dengan kehendak Ilahi. Pada dasarnya, ikatan spiritual dan persoalan umat Islam dengan pribadi nabi tetap dalam, bersifat personal dan intim. Kepada mereka, Nabi menjadi sebuah menara kekuatan spiritual. Pribadi beliau mengandung dorongan, daya tarik dan gaya sentripetal untuk menggambarkan keimanan pada Yang Pusat. Karena itu mereka mencoba untuk berpegang teguh kepada pribadi Nabi dan mencoba untuk meniru beliau dalam sikap dan pandangan hidupnya.

Kehidupan Nabi Sebagai Refleksi Ajaran Al Qur'an

Kepribadian Muhammad masih bertahan hingga sekarang, setelah melewati masa 1418 Tahun, terjadi gelombang yang menggoncang hati jutaan umat manusia secara tak tertahankan. Segala sesuatu yang memiliki permulaan mesti memiliki akhir juga. Nabi menghembuskan nafas terakhir setelah menderita sakit ringan pada 8 Juni 632 Masehi. Beliau telah merubah jalan sejarah. Kini diharapkan bahwa, prasangka-prasangka (prejudice) telah mulai terang dan kita dapat melihat Muhammad dalan perspektif yang lebih jernih. Tidak ada misteri seputar kehidupannya. Beliau tetap bersih dalam sorotan sejarah yang penuh. Sesungguhnya beliau adalah personifikasi dari Al Qur'an. Kehidupannya adalah ilustrasi dan penjelasan yang hidup dari Al Qur'an. Kehidupan beliau merupakan refleksi sejati dari ajaran-ajaran Al Qur'an. Kalau Al Qur'an merupaka sebuah kitab, maka beliau merupakan Al Qur'an yang mempribadi, dalam praktik dan profil. Allah befirman:

artinya: "Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, Sesungguhnya ia telah mentaati Allah." (Al-Qur'an: Surah An Nisaa', Ayat:80)

Muhammad meninggalkan Al Qur'an dan Hadist serta Sunnah demi kebaikan umat manusia sehingga generasi masa yang akan datang dapat mengadopsi nilai-nilai moral dan spiritual yang lebih tinggi dan dengan demikian membangun sebuah dunia yang lebih baik sesuai dengan perintah-perintah Allah SWT.40

Rasulullah tidak semata harus dihormati siang dan malam tetapi juga ditiru dalam seluruh kehidupan sehari-harinya. Allah berfirman:

artinya: "Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya." (Al-Qur'an: Al-Ahzab, ayat:56)


Pandangan Al Qur'an terhadap Rasulullah

Dalam Al Qur'an, pada beberapa tempat ada referensi-referensi berkenaan dengan Rasulullah. Tetapi yang dikutip disini hanya yang berhubungan secara langsung dengan pokok persoalan dalam materi ini. Allah berfirman:

artinya: "Katakanlah: "Hai manusia Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua."(Al Qur'an: Surah Al-A'raaf Ayat 158)

artinya: "Dan Tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam."(Al Qur'an: Surah Al-Anbiyaa, Ayat:107)

artinya: "Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik." (Al Qur'an: Surah Al-Ahzab, Ayat:21)

Allah menyebutnya sebagai:

artinya: "Tetapi Dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi." (Al Qur’an: Surah Al-Ahzab, ayat:40)

  • Dalam Al Qur'an, Allah menyebutkan Rasulullah sebanyak sebelas kali dengan sebutan: Ya Ayyuhaa Nabiyyu (wahai Nabi)41 daripada sebutan nama pribadinya.
  • Allah juga menyebutnya sebagai: al-Muzzammil (Surah al-Muzzammil 73:1) al-Muddatsir (Surah al-Muddatstir 74:1)
  • Allah SWT berfirman:

artinya: "Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (Al Qur'an: Surah Al Ahzab, Ayat:56)

    Judul Asli : "The Personality of Allah's Last Messenger".
    Penulis : "Abdul Wahid Khan"
  1. Penampakan Allah di atas bukit adalah hal yang kecil bagi-Nya. Ini sama dengan ujung jari kecil sebagaimana dijelaskan oleh Nabi, ketika beliau membaca ayat ini. Hadist ini dikutip oleh At-Tirmidzi. Seharusnya dijelaskan disini bahwa Nabi tidak melihat Allah selama perjalanan Mi'rajnya. Diriwayatkan atas pengakuan Masruq, yang berkata: "Aku bertanya kepada Aisyah, apakah Muhammad melihat Tuhannya? Aisyah menjawab: "Maha Suci Allah! Rambut akan rontok karena pertanyaanmu itu." (Muslim)
  2. Diriwayatkan atas pengakuan masruq, yang berkata (mengutip Aisyah): Nabi bersabda: "Aku tak pernah melihat Jibril dalam wujud aslinya dimana ia diciptakan kecuali dalam dua kesempatan: aku melihat struktur tubuh." Dia Aisyah menjawab, apakah kamu mendengar pernyataan Allah. (Dia tak dapat dicapai dengan penglihatan mata sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui. (Al Qur'an Surah Al-An'am Ayat 103)
  3. Anas meriwayatkan: "Orang-orang Makkah meminta kepada Nabi, untuk menunjukkan kepada mereka sebuah keajaiban (mukjizat). Maka Nabi menunjukkan kepada mereka (keajaiban) membelah bulan. (Bukhari)
  4. Allah berfirman: Maka (yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allahlah yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah yang melempar. (Allah berbuat demikian untuk membinasakan mereka) dan untuk memberi kemenangan kepada orang-orang mukmin, dengan kemenangan yang baik. Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.(Al Qur'an Surah Al-Anfaal Ayat 17)
  5. Imam Ahmad meriwayatkan bahwa Rasulullah, pada malam hari sebelum keberangkatannya dari Makkah menuju Madinah, menyuruh Ali tidur di tempat tidurnya dan orang-orang kafir Quraisy mengepung diluar pintu rumah. Begitu Rasul keluar dan, mengambil segenggam debu, lalu dilemparkan keatas kepala orang-orang kafir itu dan mereka tak dapat melihat Nabi, dan beliau membaca: (dan Kami adakan di hadapan mereka dinding dan di belakang mereka dinding (pula), dan Kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak dapat melihat.) (Al Qur'an Surah Yaasiin Ayat 9)
  6. Sementara Nabi tidak disebut oleh Allah seperti "Yaa Muhammad", beliau hanya disebut dengan nama lima kali dalam Al Qur'an 3:144, 33:40, 48:29 dan 61:6.
  7. Anas meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda: "Aku meninggalkan diantara kalian dua hal; kalian tidak akan pernah tersesat selama kamu berpegang teguh kepadanya; Al Qur'an dan Sunnah.
  8. Yaitu "Wahai Nabi (Shalallahu 'Alaihi Wassalam)."