“Ikatlah Ilmu dengan Menuliskannya” ( Pesan Sayyidina Ali bin Abi Thalib r.a.)

Jumat, 04 November 2011

Rasulullah di Mata Sarjana Barat (3)

Dakwah Islam Melalui Akal Logika
Dakwah Nabi terhadap orang-orang yang sesat itu dilakukan dengan cara persuasif yang jujur dan tulus. Nabi berdakwah melalui rasio, pengetahuan dan logika. Keyakinan dalam Islam didasarkan pada prinsip-prinsip rasio (akal) murni. Tidak ada keruwetan bagi jiwa dan rasio pun dengan cepat menemukan jalan-jalannya dalam hati manusia. Ia berasal dari karunia Allah bahwa Dia menciptakan kita (manusia) dilengkapi dengan kekuatan rasio. Allah telah memberikan sebuah monitor personal, mata hati dan bimbingan kepada setiap orang, yakni kesadaran atau kemampuan rasionya. Segala sesuatu memiliki rasio. Islam tidak memproklamirkan suatu dogma yang tidak sesuai dengan rasio dan ilmu pengetahuan.

Orang-orang menjadi beriman (yakin) hanya setelah melakukan studi yang tidak prejudice dan investigasi terhadap Islam karena mereka dibakar oleh hasrat yang besar dan terdorong untuk mengetahui kebenaran. Dengan demikian Nabi memikat rasio mereka dan bukan sentimennya. Nabi menjelaskan keyakinan-keyakinan kepada orang-orang yang menggunakan perangkat-perangkat rasio dan logika. Bagi orang-orang seperti itu, nabi menggunakan kebenaran logis bahwa hanya ada satu Tuhan bagi sekalian alam dan ada kehidupan yang akan datang di akhirat nanti. Nabi mengatakan kepada mereka bahwa dimasa lampau, Allah mengirim banyak utusan (rasul) dan sekarang, beliau adalah utusan Allah yang terakhir dan al-Qur'an adalah kitab Allah yang terakhir yang diturunkan kepada umat manusia.

Kejujuran dan ketulusan Nabi telah menuntun orang-orang untuk meyakininya sebagai Rasul Allah. Dalam sejarah umat manusia, tidak ada seorangpun  yang dapat membimbing orang-orang untuk meyakini suatu agama lebih cepat dari apa yang dilakukan oleh Muhammad. Hanya selama dua puluh tiga tahun orang-orang badui seluruh jazirah arab berubah dari kafir menjadi muslim taat yang berkerumun mengelilingi Nabi, mengakui sebagai Rasul Allah yang terakhir. Inilah mukjizat beliau yang ditampakkan dengan baik kepada orang-orang itu dengan rasio dan logika, yang membawa kebangkitan moral, intelektual, dan spiritual diantara mereka.


Prinsip Moral dan Etika
Muhammad datang untuk mengajar nilai-nilai etika dan moral kepada manusia. Beliau datang untuk menyatukan semua orang dari seluruh ras, warna kulit, kepercayaan, suku dan bangsa. Nabi datang untuk membangunkan mereka dari tidurnya. Beliau datang untuk menjadi sahabat bagi orang-orang yang tidak mempunyai sahabat, menjadi penolong bagi orang -orang yang tak berdaya, menjadi guru bagi orang-orang yang sombong, menjadi khatib bagi orang-orang yang alim, menjadi pelindung bagi para janda dan orang-orang yang lemah, dan menjadi pengasuh bagi anak-anak yatim.

Beliau menjadi kekuatan bagi seseorang yang tidak memiliki motivasi. Nabi selalu membantu orang-orang yang memerlukan bantuan. Beliau menjadi pembebas bagi kaum wanita dan pelindung hak-hak, martabat, kehormatannya, dan lain-lain dimana manusia tidak mengetahui sebelumnya.8 Nabi datang menjadi sumber pembebasan dan kekuatan bagi orang-orang yang jatuh, membawa harapan dan janji bagi orang-orang frustasi dan putus asa. Ia datang untuk menuntun manusia dekat dengan Allah--Pencipta dan Pelindungnya. Nabi datang untuk menghancurkan insting-insting dasar manusia. Ia datang untuk menghancurkan penyembahan berhala. Beliau datang untuk mengeluarkan manusia dari sikap arogansi, sikap yang keliru dan tahayul. Nabi datang untuk mengangkat manusia ke posisi yang mulia sebagai makhluk tertinggi dan paling sempurna diantara makhluk lain yang dilengkapi dengan pengetahuan, pemahaman (pengertian), kebijaksaan dan kesadaran untuk membedakan yang baik dan yang buruk.

Beliau datang untuk memberitahu manusia agar mau meniti jalan yang lurus dan benar. Beliau datang untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju kehidupan yang terang benderang. Beliau telah menunjukkan jalan yang benar dan lurus kepada manusia, yang akan memberikan ketenangan jiwa dan pikiran. Beliau datang untuk menekankan pentingnya pembangunan karakter, etika dan moralitas. Sesungguhnya, Muhammad datang untuk membimbing manusia menuju cita-citanya--kebenaran sejati--Allah SWT.


Cara-cara Beribadah
Muhammad datang untuk mengajarkan cara-cara beribadah yang benar. Beliau menunjukkan kepada manusia cara hidup yang berbudaya, saleh dan indah. Ia mengajari orang-orang kaya untuk memberi (bersedekah) dan mengajari orang-orang miskin untuk percaya diri dan menjaga harga diri. Nabi mengajari manusia untuk melawan dorongan-dorongan nafsu jahat dan iri hati maupun dengki. Beliau juga mengajari orang-orang yang berusaha mencari dirinya untuk menjadi pencari kebenaran. Melalui ajaran-ajarannya itulah, orang-orang yang sombong menjadi tercerahkan, keyakinan-keyakinan buta lenyap dan dogma-dogma palsu serta kesalahan-kesalahan agama menjadi hilang. Orang yang berbuat jahat berubah menjadi orang-orang baik dan orang-orang lemah dan penakut menjadi kuat dan pemberani. Muhammad datang untuk menunjukkan jalan yang benar yang mengantarkan seseorang pada kedamaian dan memberikan ketenangan kepada jiwa-jiwa yang tertindas, tertekan, haus dan tak berdaya. Beliau datang untuk menyatakan bahwa:

artinya: "Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang." (Al-Qur'an: Surah Ar Ra'd, Ayat 28)

Nabi datang untuk menunjukkan jalan, bagaimana memperoleh kehidupan yang bermakna dan berhasil. dan pada saat yang sama untuk memenuhi tujuan dan kehendak Allah dalam menciptakan dunia ini. Dia datang untuk mengingatkan manusia tentang hari kiamat dan kehidupan diakhirat nanti, ketika setiap jiwa akan diadili (ditimbang) sesuai dengan perbuatan baik dan buruknya. Kemudian ia akan memperoleh balasan berupa surga atau neraka.9 Nabi datang untuk mengajarkan Islam kepada dunia sehingga manusia dapat berserah diri kepada Allah secara total.


Pengaruh yang luar Biasa
Muhammad telah memberikan pengaruh yang luar biasa pada kehidupan para pengikutnya. Kemampuan dan gayanya mengatur dan memimpin para pengikutnya sungguh luar biasa. Para pengikutnya sangat mempercayainya. Mereka setia kepada nabi. Apapun yang beliau katakan, mereka patuhi. Apapun cara yang nabi gunakan, mereka mengikutinya. Mereka mengerumuni Nabi. Mereka menyerahkan segala yang dimilikinya, termasuk kekayaan untuk syiar Islam, agama yang benar. Mereka melihat dengan jelas keuntungan dari kepemimpinan nabi dan menerimanya sebagai penolong (pelindung). Mereka mengenal Nabi sebagai pemimpin yang tidak perlu diragukan dan pembimbing dalam berbagai masalah. Mereka mengikuti Nabi dan menghormatinya. Mereka mencintai Nabi bahkan melebihi cintanya kepada dirinya sendiri. Mereka rela menerima hinaan, cercaan, penganiayaan, kekerasan dan hukuman dan sejenisnya dari orang-orang kafir semata-mata demi Nabi dan Islam. Mereka diseret dengan kuda-kuda perang di atas padang pasir (Arab) yang panas membakar. Mereka mengalami pemboikotan dan kesengsaraan namun mereka tidak pernah mengkhianati Nabi. Mereka tak pernah meninggalkan Nabi. Ikatan spiritual antara mereka sangat kuat dan mantap. Karena kepercayaan mereka terhadap pesan-pesan Nabi dan kecintaan, keyakinan serta kepatuhan kepada beliau maka mereka mengikuti nabi tanpa protes.10

Ada semacam dorongan, daya tarik dan ikatan yang kuat dalam dakwah dan ajaran-ajaran Nabi yang membawa pencerahan, jujur, rasional, tegas dan menggunakan pendekatan persuasif. Allah berfirman:

artinya: "Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, Sesungguhnya ia telah mentaati Allah." (Al-Qur'an: Surah An Nisaa', Ayat 80)

Tekanan moral yang dilakukan oleh Nabi cukup mampu melepaskan mereka dari keyakinan-keyakinan bodoh. Hal itu disebabkan oleh pengaruh (kharisma) pribadi Nabi yang luar biasa. Ketundukan diri dan penyerahan orang-orang itu menjadi subjek studi yang lebih mendalam dikalangan sarjana ilmu-ilmu sosial dan management masyarakat.


    Judul Asli : "The Personality of Allah's Last Messenger".
    Penulis : "Abdul Wahid Khan"
  1. Atas pengakuan Abdullah yang berkata, "Rasulullah bersabda; "Semua makhluk tanggungan Allah. Jadi orang yang sangat mencintai Allah adalah orang yang menunjukkan kebaikan kepada Penanggungnya." (Diriwayatkan oleh Baihaqi)
  2. Allah berfirman: (Dan adapun orang yang berat timbangan amal (kebaikan)nya, maka ia dalam kehidupan yang memuaskan. Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah.)(Al Qur'an, Surah Al Qaari'ah, Ayat:6 sampai dengan Ayat:9)
  3. Imam Bukhari meriwayatkan, bersumber dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda: "Tidak ada seorang pun dari kalian mempunyai keimanan yang sempurna hingga aku lebih dicintainya daripada ayahnya, anak-anaknya dan semua manusia."